Meski Pilpres 2019 sudah lewat, euforia dan semangat kebangsaan masyarakat menuju Indonesia yang lebih baik masih tampak semarak. Apalagi, semenjak dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024.
Beberapa bulan lalu, pesta demokrasi sempat membuat sebagian masyarakat resah dan tidak sabar menunggu hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang siapa presiden terpilih yang akan memimpin negeri ini lima tahun ke depan.
© Pexels |
Kini, Indonesia sudah siap berbenah. Nah, daripada menunjukkan keresahan dengan menebar hate speech, hoax, atau hal-hal lain dengan cara-cara yang tidak kalah meresahkan, masyarakat seyogianya menunjukkan sikap yang lebih bijak dalam menghadapi babak baru kabinet Indonesia Maju.
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, ada sejumlah PR yang wajib diselesaikan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik di masa depan. PR ini tentu bukan hanya tugas pemerintah, melainkan seluruh masyarakat Indonesia, termasuk pemuda Indonesia.
#1: Perusakan lingkungan yang bikin masyarakat kelimpungan
Beberapa waktu sebelum Pilpres 2019 berlangsung, sebuah film dokumenter besutan Watchdoc berjudul Sexy Killers berhasil memacu adrenalin para calon pemilih untuk bersama-sama mengkaji hasil pekerjaan pemerintah terkait lingkungan hidup.
Film berdurasi kurang lebih 1,5 jam ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari kubu Paslon 01, Paslon 02, hingga penganut golput karena isinya yang tidak hanya menggambarkan kebobrokan sistem pemerintahan, tetapi juga merepresentasikan bagaimana sistem ketenagalistrikan di Indonesia telah mendehumanisasi masyarakat kecil yang terdampak pertambangan batu bara.
Dalam film ini, diperlihatkan sejumlah kasus perusakan lingkungan akibat pembangunan PLTU batu bara yang berdampak besar terhadap sistem ekologi, termasuk menyebabkan sejumlah kematian prematur di beberapa wilayah yang dekat dengan lokasi penambangan batu bara.
Sebagian orang menganggap bahwa kehadiran film ini bertendensi untuk memprovokasi para calon pemilih agar bersikap netral hingga akhirnya memilih untuk menjadi golput. Padahal, lebih dari itu, film ini justru memberikan wawasan kepada masyarakat luas untuk lebih peka terhadap isu-isu lingkungan dan HAM sehingga mampu menemukan solusi terbaik dalam membangun energi alternatif yang tidak merusak lingkungan.
Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil akan mengakibatkan cadangan energi fosil habis sehingga harganya akan melambung di masa depan. Sementara itu, biaya awal pembangunan pembangkit energi terbarukan memang lebih mahal. Namun, biaya operasionalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pembangkit energi fosil. Oleh karena itu, wacana tentang pengurangan energi berbasis fosil sebagai energi primer dengan membangun energi terbarukan secara bertahap menjadi sangat penting. Selain itu, presiden terpilih juga memiliki PR terkait penurunan emisi dan pencapaian bauran energi terbarukan 23% pada 2025 yang tertuang dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement).
Bukan hanya sistem ketenagalistrikan yang menjadi persoalan lingkungan saat ini. Konsesi di wilayah konservasi, ekspansi kebun sawit, dan persoalan lingkungan lainnya juga turut berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, presiden terpilih nantinya wajib memikirkan solusi terbaik dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan agar lingkungan bisa diselamatkan dan masyarakat pun tidak lagi kelimpungan.
#2: Korupsi yang bikin moral bangsa terdegradasi
Berdasarkan data Trading Economics 2018, Indonesia menduduki peringkat ke-89 sebagai negara terkorup di dunia. Hasil survei nasional bertajuk “Tren Persepsi Publik tentang Korupsi di Indonesia” yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) pada akhir 2018 menunjukkan data sebanyak 52 persen responden setuju bahwa tingkat korupsi di Indonesia mengalami peningkatan. Sementara itu, 21 persen responden menilai tingkat korupsi mengalami penurunan, 24 persen menilai tingkat korupsi tidak mengalami perubahan, dan 3 persen tidak tahu.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi masih menjadi PR yang wajib diselesaikan oleh presiden terpilih nantinya. Pasalnya, tindak pidana korupsi tidak hanya berdampak terhadap kerugian negara secara materi, tetapi juga berpengaruh terhadap sistem pembangunan masyarakat.
Masyarakat tidak hanya mengalami hambatan dalam mengakses berbagai layanan publik, tapi juga sedikit demi sedikit mengalami degradasi moral karena saat ini, korupsi tidak hanya dilakukan oleh para elite politik, tetapi juga sudah sampai pada level yang lebih dekat dengan masyarakat, seperti pejabat pemerintahan di tingkat desa, kecamatan, hingga RT/RW. Dengan meluasnya korupsi, masyarakat semakin tidak percaya terhadap instansi pemerintahan sehingga menyebabkan stabilitas ekonomi dan politik semakin lemah.
#3: Kasus pelanggaran HAM yang bikin masyarakat terbungkam
© markijar.com |
Kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada eks tahanan politik 1965 beserta keturunan mereka masih menjadi PR yang harus diselesaikan oleh presiden terpilih nantinya. Hingga kini, masih ada tujuh kasus pelanggaran HAM yang masih “terbungkam” di Kejaksaan Agung; mulai dari Tragedi 1965, Penembakan Misterius (1982-1985), Peristiwa Talangsari di Lampung (1989), Kasus Penghilangan Orang secara Paksa (1997-1998), Kerusuhan Mei 1998, Penembakan Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II (1998-1999), hingga Kasus Wasior dan Wamena di Papua (2000).
Selain itu, pemenuhan hak dan kebebasan beragama juga tidak kalah genting. The Indonesia Institute menyebutkan bahwa terdapat 2.240 kasus intoleransi berbasis agama yang terjadi di Indonesia selama 11 tahun; mulai dari aksi penyerangan rumah ibadah hingga kekerasan terhadap penganut agama atau kepercayaan tertentu. Sebagian masyarakat terisolasi hanya karena intoleransi yang hingga kini belum menemukan titik terang.
Sudah saatnya pemerintah mengambil langkah konkret untuk menegakkan hukum dan kembali menghidupkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika agar masyarakat menjadi lebih inklusif dan sadar akan perbedaan.
#4: Arus informasi di era globalisasi
Pemerintah Indonesia telah menetapkan road map Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 dan mencapai target menjadi bagian dari 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030. Perkembangan teknologi yang ada saat ini mengharuskan masyarakat untuk mengikuti arus informasi yang mayoritas terbentuk karena adanya peran internet dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi, tidak semua oarang mampu menyerap dan mengolah data dan informasi yang masuk menjadi semangat untuk meningkatkan produktivitas dalam berinovasi.
Di satu sisi, kemunculan internet menjadikan berbagai aktivitas dapat dilakukan dengan mudah. Tapi, di sisi lain, hal tersebut justru menjadikan masyarakat semakin mudah tergerus arus informasi yang salah (hoax) karena kemudahan mereka dalam memperoleh dan menyebarkan data.
Oleh karena itu, pemerintah memiliki PR untuk mengedukasi masyarakat agar lebih melek teknologi dan menjadikan teknologi tidak hanya sebatas penghantar informasi, tetapi juga sebagai media berinovasi.
Itulah empat PR besar pemimpin RI yang perlu kita telaah. Jangan lupa, lakukan aksi nyata sebagai wujud penghargaan kita sebagai pemuda Indonesia.
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
Comments
Post a Comment