Menjadi seorang empath tentu bukan hal yang mudah. Bisa merasakan energi semesta dan harus menghadapi energi itu sendirian adalah hal yang melelahkan. Bahkan, orang-orang terdekat pun bisa jadi kewalahan saat harus menghadapi emosi empath yang bisa berubah dalam waktu sekejap.
Dari sekian banyak tulisan yang saya buat, banyak pesan masuk yang berisi soal bagaimana cara terbaik bagi para empath untuk mengelola energi. Oke, saya sendiri sebenarnya belum cukup matang untuk bisa memberikan panduan. Tapi, mari kita lakukan apa yang sudah saya sering lakukan dan mari kita coba insight dari referensi para empath yang pernah saya baca.
© Pexels |
#1: Jangan jadikan meditasi sebagai senjata!
Banyak literatur yang menyarankan para empath untuk membuat “perisai” diri dengan bermeditasi dan membayangkan cahaya berwarna putih untuk melindungi tubuh dan jiwa kita dari “serangan” energi negatif. Tapi, membuat perisai dan bermeditasi juga butuh energi. Kalau kita sudah kewalahan, pasti akan sangat lelah untuk bisa sekadar diam sekejap membentuk perisai tersebut.
Oleh karena itu, jangan jadikan meditasi sebagai senjata. Tapi, jadikan meditasi sebagai ritual keseharian sehingga lambat laun, perisai itu terbangun dengan sendirinya tanpa harus dibangun dalam waktu semalam atau beberapa detik sebelum kita merasa kewalahan.
#2: Hapus semua hubungan toxic
Memiliki pasangan dan banyak teman adalah hal yang sempurna. Tapi, jika mereka menjadi penghalang bagi kamu untuk maju dan mencintai diri sendiri, saatnya menghapus mereka dari daftar orang-orang terpenting dalam hidupmu.
Kalau seorang teman sering datang dan mengeluh, serta membuat hidupmu berantakan, tidak ada cara lain selain membuat jarak yang tepat. Bukan berarti memusuhi, tapi menjaga jarak. Kamu hanya perlu menjaga emosi diri sendiri supaya tidak terlibat terlalu dalam dengan emosi yang dimilikinya. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah mengenali perasaan dan energimu sendiri.
#3: Terima anugerah semesta
Menjadi normal atau pura-pura normal adalah hal yang menyebalkan. Apalagi, ketika kamu mengetahui apa yang orang lain tidak ketahui. Jadi, terimalah kemampuan empath kamu sebagai anugerah untuk membuat hidup kamu dan orang lain menjadi lebih baik.
Saat ada orang mendatangimu, jangan anggap itu sebagai beban. Jika memang kamu bisa menghadapinya, hadapilah. Jika tidak, jangan ragu untuk menolak dengan alasan yang tentu saja bisa dimengerti.
Dulu, saya adalah orang yang sulit menolak permintaan orang lain. Tapi, berpura-pura baik-baik saja saat merasa capek jauh lebih melelahkan daripada menolak dan mengatakan apa yang saya rasakan. Jadi, terima dan jujurlah!
#4: Jangan berharap untuk dipahami
Mungkin kita bisa dengan mudah memahami orang lain. Tapi, orang lain belum tentu bisa melakukan hal yang sama.
Mengutip laman blog seorang empath bernama Colette Davenport, disebutkan bahwa empath membentuk sekitar 15-20 persen populasi dunia. Tapi, tidak semua empath menganggap kemampuan menyerap energi semesta yang dimilikinya sebagai sebuah anugerah. Banyak juga empath yang mencoba untuk membuat lingkungan sekitarnya mengerti kondisi personalnya.
Masalahnya, orang-orang di sekeliling kita belum tentu punya sensitivitas seperti kita. Jadi, daripada capek-capek membuat orang lain memahami apa yang kita rasakan, lebih baik kita pahami diri kita sendiri sehingga kita mengetahui cara terbaik untuk memperlakukan diri sendiri saat merasa kelelahan.
Sebagai contoh, saya selalu merasa lebih rileks ketika berdiam diri di kamar atau berjalan sendirian tanpa tujuan. Awalnya, orang-orang terdekat saya marah atau sedih ketika melihat saya begitu. Tapi, saya bilang pada mereka bahwa inilah cara saya “menyelamatkan” energi saya. Sekarang, mereka pun mengerti dan memberikan ruang yang cukup bagi saya untuk bisa menyendiri.
#5: Bersyukur
Bersyukur adalah jurus ampuh membiarkan kelelahan berubah menjadi kedamaian. Saat merasa lelah karena energi yang keluar masuk seenaknya, tuliskan hal-hal baik yang terjadi pada hari ini. Dengan begitu, kamu akan melihat bagaimana semesta berbicara dan menganugerahi hal-hal yang tidak orang lain dapatkan.
hai, saya baru baca vlogmu,
ReplyDeletesepertinya saya seorang empath, dan iya, saya kelelahan....
jadi saya langsung search topik2 yg berhubungan dgn empath di vlogmu ini. makasi ya.
itu membantu saya
Dear Marcella, terima kasih sudah berkunjung dan mengapresiasi. Semoga banyak hal baik yang bisa kamu dapat di sini, ya. Stay positive 🌻
DeleteTerima kasih telah berbagi informasi. Sebagai pria yang memiliki empath, awalnya saya malu. Karena sebagian besar empath itu ternyata wanita.
ReplyDeleteSaya merasa tidak normal. Tapi, perlahan-lahan saya berusaha menerimanya. Dan betul memang, kalau ambil waktu untuk "menyendiri" itu me-recharge energi yang terkuras. Terutama saat melakukannya di alam terbuka seperti gunung & pantai.
Tapi ada yang aneh dengan empath saya. Seolah-olah, saya bisa menyerap energi, terutama rasa sakit & capek dari pasangan saya. Meskipun dia sedang berbeda lokasi dengan saya alias jarak jauh.
Saya berusaha mencari di internet tentang apakah yang saya alami ini normal sebagai empath. Beberapa artikel menyatakan kalau saya adalah seorang Spiritual Empath. Benar atau tidaknya, saya tidak tahu. 🙏🏻
Halo, terima kasih sudah berkunjung dan berbagi pengalaman dengan #PerempuanSufi. Betul, memang jumlah laki-laki empath lebih sedikit ketimbang perempuan. Sampai saat ini, memang belum ada penelitian pasti terkait hal tersebut. Bisa jadi memang karena jumlahnya sedikit, bisa jadi karena banyak laki-laki yang malu untuk coming out sebagai empath.
DeleteTerlepas dari itu semua, ikut senang ketika baca kalau Kakak sudah bisa menerima diri sebagai empath karena sejatinya, itu adalah anugerah yang tidak bisa dimiliki oleh semua orang.
Terkait bisa merasakan hal yang dialami pasangan, di situlah kekuatan sekaligus tantangan bagi empath. Jangankan pasangan, jika empati seorang empath sangat besar, bisa jadi dia bisa merasakan seluruh entitas makhluk di bumi ini. Itulah sebabnya, kita perlu mengelola energi.
Semangat ya, Kak, kita semua punya "tugas" yang sama dari Semesta, yaitu berbagi kebaikan dengan sesama dan lingkungan sekitar.
Salam empath,
����
Terima kasih telah berbagi informasi. Sebagai pria yang memiliki empath, awalnya saya malu. Karena sebagian besar empath itu ternyata wanita.
ReplyDeleteSaya merasa tidak normal. Tapi, perlahan-lahan saya berusaha menerimanya. Dan betul memang, kalau ambil waktu untuk "menyendiri" itu me-recharge energi yang terkuras. Terutama saat melakukannya di alam terbuka seperti gunung & pantai.
Tapi ada yang aneh dengan empath saya. Seolah-olah, saya bisa menyerap energi, terutama rasa sakit & capek dari pasangan saya. Meskipun dia sedang berbeda lokasi dengan saya alias jarak jauh.
Saya berusaha mencari di internet tentang apakah yang saya alami ini normal sebagai empath. Beberapa artikel menyatakan kalau saya adalah seorang Spiritual Empath. Benar atau tidaknya, saya tidak tahu. 🙏🏻
Halo, Kak, terima kasih juga sudah mengapresiasi. Iya, Kak, memang jumlah empath laki-laki cenderung lebih sedikit dibandingkan empath perempuan. Makanya, belum banyak juga empath laki-laki yang coming out. Tapi, dengan berbagi pengalaman ini, semoga Kakak bisa semakin mengenal potensi diri Kakak ya.
DeleteHampir semua empath memang bisa merasakan energi orang lain, Kak, terlebih orang terdekat kita seperti pasangan. Nah, selain tingginya sensitivitas ini, penyerapan energi juga biasanya ditentukan oleh seberapa dekat konektivitas kita dengan orang tersebut. Semakin dekat kita dengan seseorang, maka kita akan semakin mudah menyerap energi dan emosinya.
Semoga sehat selalu, Kak. Salam empath 🌻
Hi..aku Empath ak mau tambahkan jg , klo kita sdh mengenal diri kita ini Empath kadang ada orng lain memanfaatkan kita maka seorng Empath akan kesusahan berkata Jujur unk tidak menolong orng tersebut yg Merugikan si Empath ini.
ReplyDeleteHalo, Shine, terima kasih sudah berbagi pendapat dan pengalaman. Nah, salah satu tantangan yang harus dihadapi para empath adalah kemampuan komunikasi dan menerapkan batasan terhadap orang lain. Untuk itu, kita mesti rajin-rajin mengolah energi supaya bisa disalurkan ke medium yang tepat, termasuk orang yang kita tolong. Semangat 🌻
Delete