“Saya ingin hidup bahagia.”
“Sudahkah kamu bahagia?”
“Apakah kebahagiaan itu?”
Mungkin, itulah beberapa pernyataan atau pertanyaan yang sering kali dilontarkan ketika berbicara soal kebahagiaan. Dulu, saya berpikir bahwa bahagia adalah tujuan. Kini, saya berpendapat bahwa bahagia adalah momen sekaligus bagian dari proses.
© Daniel Xavier from Pexels |
Menemukan pasangan hidup yang tepat, memiliki teman yang setia, atau memiliki pencapaian karier yang luar biasa adalah beberapa momen kebahagiaan yang mungkin hanya dirasakan beberapa kejap. Tapi, ketika ingin selalu berbahagia, artinya kita juga harus siap menciptakannya seumur hidup kita.
Lalu, kenapa kita mesti terus mengejar kebahagiaan? Delapan fakta ini mungkin bisa jadi alasan kuat kenapa kamu harus berbahagia.
#1: Bahagia bisa meningkatkan sistem imun
Bahagia nggak cuma memberikan manfaat kepada hati kita, tapi juga tubuh. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine menemukan bahwa orang yang memiliki emosi positif lebih kecil kemungkinannya terkena flu. Hal ini disebabkan oleh perasaan bahagia yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita. Jadi, mulailah tersenyum dan berpikirlah positif sehingga kamu tidak hanya merasa bahagia, tapi juga memiliki daya tahan tubuh yang kuat.
#2: Bahagia itu menular
Saat kita membuat orang lain bahagia, kita juga akan merasa bahagia. Begitu juga sebaliknya, ketika kita berbahagia, kita cenderung melakukan sesuatu yang baik dan membuat orang lain bahagia. Menurut Huffington Post, melakukan perbuatan baik adalah salah satu cara tercepat untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup kita sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan kegiatan positif atau kegiatan sosial akan merasa lebih bahagia setelahnya. Sementara itu, studi lain menunjukkan bahwa melakukan kegiatan positif akan memicu otak untuk mengulanginya.
#3: Kebahagiaan termasuk faktor genetika
Ya, bahagia memang kita yang menciptakan. Karena itulah kita bisa mewariskan kebahagiaan kepada anak dan cucu kita. Menurut para peneliti dari University of Minnesota, sebagian dari kebahagiaan yang kita miliki adalah warisan. Para peneliti tersebut melakukan penelitian terhadap pasangan kembar identik dan menemukan bahwa pada waktu tertentu, sekitar setengah dari kebahagiaan mereka berkaitan dengan genetika.
#4: Mencium aroma bunga bisa membuatmu bahagia
Pernahkah kamu merasa bahagia saat mencium sekuntum mawar? Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Rutgers menemukan bahwa orang yang terpapar aroma bunga sekitar tiga kali lebih mungkin merasa bahagia. Hmm, sepertinya ini adalah salah satu cara mudah yang bisa kita lakukan untuk membuat mood lebih baik ya!
#5: Uang tidak bisa membeli kebahagiaan
Ya, mungkin hampir semua orang mengamini itu. Tapi, seandainya kamu harus memilih antara diberi pasangan yang baik dengan uang Rp1 miliar, mana yang kamu pilih? Mengutip Fast Company, penelitian dari Journal of Socio-Economics menemukan bahwa memiliki relasi yang baik dengan keluarga, teman, atau pasangan berperan lebih banyak ketimbang memiliki uang Rp1 miliar.
#6: Memakai baju warna cerah akan membuatmu lebih bahagia
Warna gelap mungkin cenderung lebih mudah dicuci dan enak dipadupadankan dengan warna apa pun. Tapi, sebuah jurnal BMC Medical Research Metodologi 2010 menyebutkan kalau warna-warna cerah berbanding lurus dengan tingkat kebahagiaan, terutama warna kuning. Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang lebih bahagia cenderung lebih menyukai warna kuning dibandingkan dengan warna lainnya. Sementara itu, abu-abu berkaitan erat dengan kecemasan dan depresi.
#7: Kebahagiaan bisa mengurangi rasa sakit
Sebuah studi yang diterbitkan Journal of Consulting and Clinical Psychology pada 2005 meneliti para perempuan yang menderita artritis dan nyeri kronis. Hasilnya, mereka yang mengalami lebih banyak emosi positif dan berbahagia cenderung lebih sedikit mengalami rasa sakit.
#8: Perempuan lebih mudah terkena holiday paradox (holiday blues)
Holiday paradox atau holiday blues adalah perasaan tidak menyenangkan setelah waktu berlibur telah habis. Survei yang dilakukan oleh Greenberg Quinlan Rosner Research menemukan bahwa perempuan lebih mungkin mengalami holiday paradox dibandingkan laki-laki, dengan masing-masing persentase sebanyak 44 dan 31 persen.
Jadi, apa makna kebahagiaan buatmu?
Comments
Post a Comment