Zaman yang serbamodern saat ini menuntut setiap orang untuk berpikir logis, termasuk dalam hal spiritual. Sayangnya, banyak hal terkait spiritual yang sering kali tidak bisa dijelaskan secara logis sehingga orang-orang yang berpikiran atau mengalami kesadaran spiritual tertentu dianggap mengalami halusinasi atau delusi, bahkan dianggap memiliki gangguan kepribadian.
Berbicara soal perjalanan spiritual, sebagian orang, terutama empath mengalami kesadaran terkait masa lalu atau past life. Buat sebagian, obrolan soal past life mungkin terdengar bak drama atau imajinasi keblinger yang bikin orang susah mencernanya. Apalagi, bagi orang-orang yang percaya betul bahwa reinkarnasi itu sama sekali tidak ada di dalam hidup mereka.
Well, kalau kamu tidak percaya dengan hal ini, silakan baca tulisan ini sampai selesai dan bagikan pendapatmu di kolom komentar, ya!
Konsep reinkarnasi dari banyak sisi
Secara harfiah, reinkarnasi berarti āmenjadi manusia kembaliā, yaitu kepercayaan bahwa setelah kematian tubuh, jiwa akan kembali ke bumi dengan tubuh yang lain. Menurut beberapa kepercayaan, kepribadian baru ini dikembangkan dalam setiap siklus kehidupan dan setiap jiwa tetap ada selama kehidupan tersebut.
Keyakinan terkait reinkarnasi memiliki akar kuno yang pada awalnya dianut oleh masyarakat dalam tradisi keagamaan India, seperti Hindu dan Jainisme. Gagasan ini juga didukung oleh beberapa Yunani kuno.
Reinkarnasi Ā© Pexels |
Sebagian besar Neopagan modern juga percaya pada reinkarnasi seperti halnya beberapa gerakan Zaman Baru, bersama dengan pengikut Spiritisme, praktisi tradisi Afrika tertentu, dan mahasiswa filsafat esoteris seperti Kabbalah, Kristen Gnostik, dan Esoterik.
Dalam ajaran Buddha, konsep tentang kelahiran kembali mungkin terdengar mirip dengan reinkarnasi. Tapi, konsep ini dianggap memiliki perbedaan signifikan dengan konsep reinkarnasi berbasis Hindu dan gerakan Zaman Baru oleh beberapa praktisi spiritual; yaitu tentang jiwa yang tidak berubah untuk bereinkarnasi.
Dalam tradisi Mesir Kuno, orang mati akan mengalami perjalanan jiwa ke dunia berikutnya tanpa kembali ke bumi. Itulah sebabnya mereka menjadikan orang mati sebagai mumi agar tubuh mereka dapat dilindungi untuk menemani jiwa ke dunia selanjutnya. Artinya, mereka lebih memercayai konsep kebangkitan daripada reinkarnasi.
Dalam agama dan tradisi Timur, terdapat beberapa pendapat terkait jiwa atau diri abadi. Ada yang benar-benar menolak konsep tersebut dan ada juga yang menganggap bahwa baik tubuh maupun jiwa adalah diri semu. Masing-masing kepercayaan ini memiliki pengaruh langsung pada kemungkinan sifat reinkarnasi, termasuk konsep-konsep seperti samsara, moksa, nirwana, dan bhakti.
Baca juga: Dalam Penciptaan Hawa, Tuhan Tak Patriarkis
Dalam Jainisme, dewa dianggap sebagai reinkarnasi dari orang-orang yang telah mati. Seorang Jainis yang mengumpulkan cukup karma baik dapat menjadi dewa, tetapi ini umumnya dipandang tidak diinginkan karena para dewa akhirnya mati dan bisa saja lahir kembali sebagai makhluk yang lebih rendah.
Di India, terutama Hindu, konsep reinkarnasi pertama kali dicatat dalam Upanishad (sekitar 800 SM), yang merupakan teks filosofis dan religius yang disusun dalam bahasa Sanskerta. Doktrin reinkarnasi tidak ada dalam Veda, yang umumnya dianggap tertua dari kitab suci umat Hindu. Menurut agama Hindu, jiwa (atman) adalah abadi, sedangkan tubuh tunduk pada kelahiran dan kematian. Dalam Bhagavad Gita, terdapat sebuah syair yang berbunyi:
Pakaian usang ditumpahkan oleh tubuh; Tubuh yang sudah usang akan ditumpahkan oleh penghuni di dalam tubuh. Tubuh-tubuh baru dikenakan oleh penghuni, seperti pakaian.
Gagasan bahwa jiwa makhluk hidup dapat bereinkarnasi sangat terkait dengan karma, konsep lain yang pertama kali diperkenalkan dalam Upanishad. Secara harfiah, karma berarti ātindakanā, yaitu kekuatan yang menentukan reinkarnasi seseorang. Siklus kematian dan kelahiran kembali diatur oleh karma dan disebut sebagai samsara.
Ajaran Hindu meyakini bahwa jiwa terus menerus dilahirkan dan mati. Seseorang dilahirkan kembali karena keinginan: seseorang ingin dilahirkan karena ingin menikmati kesenangan duniawi, yang dapat dinikmati hanya melalui tubuh.
Hindu tidak mengajarkan bahwa semua kesenangan duniawi adalah dosa, tetapi mengajarkan bahwa hal itu tidak akan pernah bisa membawa kebahagiaan atau kedamaian (ananda) yang mendalam dan abadi. Menurut orang bijak Hindu, Adi Shankaracharya, dunia seperti yang biasa kita pahami seperti mimpi: berlalu sebentar dan ilusi. Terjebak di Samsara adalah akibat dari ketidaktahuan tentang hakikat keberadaan yang sejati.
Setelah banyak kelahiran, setiap orang akhirnya menjadi tidak puas dengan kebahagiaan terbatas yang dapat dinikmati oleh kesenangan duniawi. Pada titik ini, seseorang mulai mencari bentuk kebahagiaan yang lebih tinggi, yang hanya dapat dicapai melalui pengalaman spiritual. Setelah melakukan berbagai latihan spiritual (sadhana), seseorang akhirnya menyadari kodrat ilahinya sendiri, yaitu diri sejati yang lebih abadi ketimbang tubuh dan ego. Ketika semua keinginan sirna, orang itu tidak akan dilahirkan kembali.
Sementara itu, beberapa filsuf Yunani Kuno, seperti Socrates, Pythagoras, dan Plato menjadikan reinkarnasi sebagai bagian integral dari ajaran mereka. Di akhir hidupnya, Socrates berkata, "Saya yakin bahwa benar-benar ada yang namanya hidup kembali, dan bahwa makhluk hidup muncul dari kematian." Sementara itu, Pythagoras mengklaim bahwa dirinya bisa mengingat kehidupan masa lalunya (past life) dan Plato menyajikan kisah terperinci tentang reinkarnasi dalam karya-karya utamanya.
Kesadaran murni dalam reinkarnasi
Pada dasarnya, prinsip-prinsip reinkarnasi dapat dilihat dari apa yang ada di sekitar kita. Mulai dari siklus alam seperti siang dan malam, gerakan matahari, bumi, bulan dan tata surya; sampai kepada tanaman yang tumbuh, mati, dan melepaskan bijinya lalu terlahir kembali.
Reinkarnasi sejatinya adalah kelahiran kembali energi. Itulah sebabnya konsep spiritual ini dianggap sebagai sesuatu yang intuitif dan personal. Kehidupan manusia didasarkan pada sesuatu yang ada di sekitar kita yang mengikuti pola dasar perubahan, pertumbuhan, transformasi, dan evolusi. Semua kehidupan melewati proses pendewasaan dengan kecepatan yang berbeda sehingga kematangan jiwa atau pendewasaan spiritual juga akan melalui proses sebagaimana proses pendewasaan lainnya dalam kehidupan.
Sebagian dari kita mungkin pernah mengalami perasaan, ingatan, dan sensasi luar biasa yang terasa misterius saat melihat bangunan, bacaan, atau bahkan orang-orang tertentu. Pengalaman ini sering kali dikaitkan dengan reinkarnasi. Meski begitu, tidak banyak orang yang percaya pada konsep tersebut. Saat ini, sekitar 51 persen populasi dunia percaya pada kebangkitan di akhirat, sedangkan hanya sekitar 7 persen yang percaya kalau manusia akan bereinkarnasi.
Baca juga: Berdamai dengan Karma Buruk
Kebanyakan orang yang percaya pada reinkarnasi mengalami bahwa mereka telah menjalani banyak kehidupan sebelumnya dan kadang-kadang bisa benar-benar mengingat kehidupan lampau ini sebagai ekstensi dari diri dan ego kita.
Dalam Lonerwolf, disebutkan bahwa reinkarnasi hanya mungkin terjadi jika orang tersebut benar-benar memercayainya. Dua identitas yang tinggal di dalam dua tubuh fisik yang berbeda di masa sekarang atau masa lalu akan menjadi dua kepribadian yang sangat berbeda. Sejatinya, 'aku' adalah fenomena transisi yang selalu berubah. Meskipun identitas dan indera manusia tentang diri selalu berubah, ada sesuatu yang tetap sama, konstan, dan berkesinambungan. Itulah yang disebut kesadaran murni, yaitu kesadaran yang berfungsi sebagai pengamat kehidupan. Jadi, meskipun entah kita benar-benar mengalami reinkarnasi dan kehidupan masa lampau, esensi jiwa selalu ada dalam diri kita.
Jadi, apakah kamu percaya pada reinkarnasi?
Selanjutnya, baca 11 Tanda Kamu Pernah Mengalami Reinkarnasi
Reinkarnasi memang ada di alquran cuma banyak yg menyangkalanya.
ReplyDeleteQS Al-Baqarah/2 :28 Allah berfirman:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (pernah mati), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
Seperti kita ketahui bahwa manusia itu terdiri dari:
-jasad
-hawa nafsu
-jiwa
-ruh
Ayat di atas memberikan kesimpulan bahwa:
jasad,hawa nafsu dan jiwa itu akan binasa.
ruh itu bersifat abadi tetap pada posisinya tidak tua dan muda.
Dalam islam kita tahu bahwa nabi muhammad adalah nabi/rasul yg terakhir dan kita tahu bahwa nabi/rasul adalah dari kalangan lelaki.
kemungkinan besar apabila bilau kembali sebagai wanita di muka bumi ini dan melihat apa yg telah diperbuat terhadap wanita selama ini yg menyedihkan beliau percuma contoh2 yg telah beliau ajarkan dahulu agar mengharagai wanita.
āMereka itu bertanya kepada engkau tentang ruh. Katakanlah! Ruh itu urusan Tuhanku, tiada kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit saja.ā (QS. al-israā ayat 85)
Mereka tidak sadar bahwa yg tidak percaya reinkarnasi adalah mereka yg tidak beriman.
salaamun alaikum ,
ustadz sayyid habib yahya
Salam. Terima kasih sudah menambahkan informasi yang sangat bermanfaat ini. Semoga bisa selalu berbagi kebaikan dan pengetahuan š
DeleteHanya manusia yang sudah sampai kepada kesadaran murni dan mengetahui diri sejati, maka dia akan mengerti tentang reinkarnasi
ReplyDeleteSalam. Terima kasih sudah berbagi pendapat dan informasi yang sangat bermanfaat ini. Semoga bisa selalu berbagi kebaikan dan pengetahuan š
Delete