Dulu, saya sering sekali merasa bersalah atau takut bersalah atas apa yang saya pikir itu salah (kok banyak salahnya, ya?), memalukan, terlihat bodoh, dan lain-lain. Bukan cuma sehari, tapi bisa berhari-hari, bahkan sampai berbulan-bulan.
Tapi, seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa tidak banyak hal yang bisa kita genggam dan tidak banyak hal yang bisa kita lepaskan dengan mudah. Yang perlu kita lakukan hanya melakukan yang terbaik tanpa berharap yang terbaik. Nggak kok, bukan pesimis. Itu namanya antisipatif.
Kali ini, saya tidak akan berbicara soal bagaimana cara mengatasi overthinking, tetapi apa saja tipe overthinking menurut John Spacey yang mungkin tidak kita sadari. Setelah ini, baru deh ya saya buat artikel tentang cara mengatasinya.
Overthinking © Marcelo Chagas from Pexels |
#1: Abstraction
Ketika memikirkan hal-hal tertentu yang terlalu jauh dari kenyataan. Contohnya, ketika kamu memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi (yang sebenarnya tidak mungkin terjadi) ketika kamu berbicara di hadapan publik. Mungkin, tipe yang ini lebih dekat dengan kekhawatiran berlebih dengan cara pandang yang abstrak.
#2: Complexity
Mempertimbangkan terlalu banyak faktor dalam sebuah keputusan tanpa mempertimbangkan urgensinya. Misalnya, ketika kamu harus memutuskan untuk pergi ke suatu tempat atau tidak, kamu mempertimbangkan bagaimana suhu di sana, apakah ada pedagang yang lewat atau tidak, bagaimana kamu bisa menikmati pemandangan di sana, dll. tanpa mempertimbangkan apakah faktor-faktor tersebut layak dipertimbangkan atau tidak.
#3: Avoidance
Menggunakan proses mengambil keputusan sebagai alasan untuk menghindari suatu hal yang tidak kamu inginkan. Misalnya, mencuci tangan terlalu sering untuk menghindari adanya kuman penyebab penyakit atau menggagalkan rencana pertemuan karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
#4: Cold logic
Menggunakan logika untuk mengambil keputusan yang membutuhkan emosi. Misalnya, ketika kamu ingin membeli sesuatu dari pedagang asongan, kamu akan berpikir cukup lama untuk menentukan apakah kamu akan membelinya atau tidak. Yup, ini pernah saya lakukan dan pada akhirnya, saya tidak membelinya dan keesokan harinya, saya kembali overthinking karena merasa keputusan saya untuk tidak membeli barang tersebut adalah salah.
#5: Intuition neglect
Berpikir secara berlebihan dengan mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sudah kamu ketahui. Misalnya, kamu sudah mengetahui bahwa sesuatu itu adalah hal yang benar dan harus kamu lakukan. Tapi, kamu tetap mengumpulkan data, bukti, fakta, dan sejumlah pro kontra untuk membuat instingmu semakin jelas.
#6: Premature decisions
Membuang waktu dan energi untuk memikirkan keputusan yang belum perlu dibuat. Misalnya, nih, kamu berencana kuliah di sebuah PTN andalanmu, tapi kamu sudah sibuk memikirkan apa saja yang akan kamu bawa saat pertama kali masuk kelas. Padahal, diterima saja belum. Hehe…
#7: Irrelevant decisions
Memikirkan keputusan yang memang tidak seharusnya dibuat atau nggak dibutuhkan sama sekali. Misalnya, memikirkan skenario masa depan yang tidak mungkin terjadi.
#8: Creating problems
Menciptakan atau melihat sesuatu yang baik-baik saja sebagai masalah. Nah, ini biasanya terjadi pada kamu yang sedang menjalin hubungan asmara dan cemburu buta dengan pasangan sehingga setiap kali pasangan berinteraksi dengan lawan jenis, kamu bisa langsung berang.
#9: Neglecting speed
Kondisi yang di dalamnya kamu menganggap bahwa keputusan tidak optimal yang diambil dalam waktu cepat lebih baik daripada keputusan yang optimal dalam waktu lambat. Dalam hal ini, kamu tidak suka dengan peribahasa biar lambat asal selamat karena bagi kamu.
#10: Over optimization
Mengubah detail atau hal-hal kecil tanpa melihat gambaran besarnya. Contohnya, kamu melihat sebuah kecelakaan di jalan raya. Hal yang kamu lakukan bukan mencari bantuan atau menelepon panggilan darurat, melainkan melihat apakah kendaraan atau barang-barang korban aman atau tidak.
#11: Ambiguity aversion
Mengulur waktu atau menunda keputusan karena kehilangan informasi. Hmmm, ini mungkin sering terjadi pada seseorang yang pelupa atau tidak terorganisasi dengan baik saat akan memberikan keputusan.
#12: Lack of principles
Membuat prinsip-prinsip dasar untuk membuat suatu keputusan sekaligus mengatasi masalah agar membuatnya lebih efisien.
#13: Paralysis by analysis
Kadang, ada banyak hal yang hanya perlu diterima dan dimengerti nanti saja (setelah keputusan selesai dibuat). Tapi, orang dengan pola overthinking yang satu ini tidak akan menyerahkan keputusan mereka sebelum menganalisisnya secara runut dan detail.
#14: Big Thinking
Membuat sebuah solusi yang sangat besar untuk sesuatu yang sangat kecil.
#15: Fear of failure
Membayangkan sesuatu terlalu jauh untuk menghindari kegagalan.
Dari lima belas jenis overthinking di atas, apakah kamu punya salah satunya?
Menarik sekali , gua banget intuition neglect , itu sewaktu sebelum gua kena dampak goncangan batin , tidak ada gempa tapi sempoyangan , benar2 mengontrol atau mengasah spiritual baru2 ini tahun 2020 .
ReplyDeleteHalo, terima kasih sudah berbagi dengan #PerempuanSufi. Yup, memang sering kali banyak hal membuat kita overthinking. Tapi, kita juga punya kemampuan untuk mengelolanya kok. Semoga selalu semangat, ya!
DeleteKalo punya lebih dari tiga itu masih baik" aja kan ya?
ReplyDeleteHalo, terima kasih sudah berkunjung ke laman #PerempuanSufi. Kelima belas poin di atas adalah beberapa pola overthinking yang biasa dialami. Kalau dari poin-poin yang biasa kamu alami itu terasa mengganggu, ada baiknya kamu mengolah mindset kamu supaya tidak overthinking ya. 🌻
DeleteKalo punya lebih dari tiga itu masih baik" aja kan ya?
ReplyDelete